Jumat, 17 Juni 2016

Sembilan Anak Iblis dan Tugasnya

Print Friendly and PDF
Dari berbagai sumber ada beberapa anak iblis yang tugasnya mengganggu manusia. Sembilan anak iblis memang ditugaskan agar manusia tergoda oleh tipu muslihatnya. Berikut 9 anak iblis beserta tugasnya.

1.   Setan Walhan
Anak Iblis yang bernama walhan ini mempunyai tugas untuk mengganggu manusia wudhu dan mandi. Kita pernah juga kan pas wudhu lupa sudah sampai mana, nah itulah akibat dari kenakalan si Walhan yang membuat kita menjadi tidak khusyu’. Ketika mandi kita sering lupa waktu terlebih bagi kaum hawa nch…itulah akibat pengaruh dari si Walhan juga. Makanya ketika masuk ke kamar mandi jangan lupa baca do’a ych….
Do'a masuk kamar mandi
"Allahumma inni a'udzu bika minal khubutsi wal khobaits"
"Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan."

Do'a keluar kamar mandi
"Alhamdulillahi ladzii adzhaba annil adza wa 'aafanii"
"Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dan telah membuatku sehat."

2.  Setan Khanzab
Setan Khanzab ini bertugas mengganggu orang shalat. Kita semua pasti pernah mengalaminya ketika shalat kita tiba-tiba menjadi tidak khusyu’. Fikiran kita entah kemana-kemana seakan hanya tubuh kita saja yang bergerak namun hati kita tidak. Pinter banget dah ini si Khanzab dalam mengganggu manusia. Adaaa ajaaa cara agar kita tidak khusyu’ dalam menjalani shalat. Oleh karena itu, kita juga jangan kalah pintar ama dia. Heheh
Tips agar terhindar dari gangguan setan Khanzab :
v  Membaca ta’awudz untuk meminta perlindungan Allah SWT
v  Mengucapkan Laa ilaaha illallah
v  Membaca surat An-nas

3. Setan A’war
Setan A’war ini paling dekat bagi yang belum menikah karena yang memberi jalan untuk berkhalwat bahkan menjerumuskan ke zina yaa atas gangguan si setan A’war ini. Makanya sering banget kita mendengar nasehat jangan pacaran karena lebih banyak mudharatnya. Yupz..pacaran lebih seringnya itu ya jalan berdua, naik motor berdua dan kemana-mana berdua seakan dunia ini milik kita berdua (lah…yang lainnya berarti ngontrak dwunk….heheh)
Rasulullah SAW sendiri sudah dengan tegas melarang kita untuk berkhalwat seperti sabdanya
“Tidaklah laki-laki dan perempuan berduaan kecuali setan akan menjadi yang ketiga.” (H.R Tirmidzi)

4. Setan Zalitun
Anak Iblis yang bernama Zalitun ini tugasnya adalah mengajak manusia untuk berlama-lama belanja dan tempat mangkal setan Zalitun ini di pasar atau pusat perbelanjaan. Oleh karena itu Rasulullah menganjurkan membaca do’a ketika memasuki pasar karena setan memang paling suka mangkal disini.
Do’a masuk pasar
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH, LAHUL-MULKU WA LAHUL-HAMDU, WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI’IN QODIIR.
(Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya dan Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu)
5. Setan Tabrun
Setan tabrun ini nama bekennya adalah setan galau. Wkwkwkwk. Karena tugasnya adalah membuat kita galau, membuat kita berlarut-larut dalam kesedihan ketika musibah menimpa kita sehingga kita lupa bertawakkal kepada Allah SWT. Sedangkan kita sendiri tahu bahwa masalah yang ada pada diri kta merupakan ujian dari Allah SWT. Sekolah aja kita ada ulangan harian, tengah semester dan akhir semester bahkan ujian nasional. Begitu juga dalam kehidupan. Hampir disetiap masalah manusia setan Tabrun ini ada karena dia senang sekali kalau kita galau apalagi kita tidak bisa menerima takdir Allah SWT
“Tidaklah pantas bagi seorang lelaki yang beriman, demikian pula perempuan yang beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu perkara lantas masih ada bagi mereka pilihan yang lain dalam urusan mereka. Siapa saja yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.” (Q.S Al-Azhab : 36)
Ketika Allah memberi ujian kepada kta itu tandanya Allah saying terhadap kita oleh karenanya kita harus bersyukur.
“Dan ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu kufur terhadap (nikmat)-Ku.” (Q.S Al-Baqarah : 152)
Dari Umar bin Khaththab saya mendengar Rasulullah SAW berkata, “Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya niscaya Allah akan memberi rezeki kepada kalian seperti seekor burung, pagi-pagi keluar dari sarangnya dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad)
Dan jangan sekali-kali putus asa karena Allah pasti akan memberi jalan keluarnya.
“Hai, hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadapn diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Az-Zumar : 53)

6. Setan Dasim
Setan Dasim ini tinggalnya di rumah dan tugasnya adalah mengganggu rumah tangga manusia. Setan Dasim ini suka sekali mengganggu penghuni rumah yang tidak berdo’a atau menyebut nama Allah SWT ketika beraktivitas. Misalnya ketika makan tidak berdo’a telebih dahulu, maka setan Dasim ini akan terus bersama mereka. Bagi suami-istri jika berjima’ tidak membaca do’a terlebih dahulu, maka akan ditemani setan ini juga. Oleh karena itu, sebelum berjima’ membaca do’a jima’ terlebih dahulu.
“Bismillahi allahumma jannibna syaithana wa jannibi syaithana maa razaqtana”
“Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah jauhkanlah setan dari kami dan jauhkanlah setan dari sesuatu yang telah engkau rizkikan  kepada kami.”
Ketika memasuki rumah, ucapkanlah salam karena rumah akan memiliki kemuliaan ketika penghuninya mengucapkan salam saat memasukinya.
“Jika seseorang memasuki rumahnya lantas ia menyebut nama Allah, begitu pula saat ia makan, maka setan pun akan berkata (pada teman-temannya), “Kalian tidak ada tempat untuk bermalam dan tidak ada jatah makan.” Namun ketika ia memasuki rumah tanpa menyebut nama Allah, maka setan pun mengatakan (pada teman-temannya). “Saat ini kalian mendapatkan tempat untuk bermalam “Ketika ia lupa menyebut nama Allah saat makan, maka setan pun berkata, “Kalian mendapat tempat bermalan dan jatah makan,” (HR. Muslim)
“Wahai anakku, jika engkau memasuki rumah dan menemui keluargamu, ucapkanlah salam agar datang keberkahan padamu dan juga keluargamu.” (HR. Tirmidzi)
Apabila mengucapkan salam hendaknya kita ucapkan dengan sempur.na dan yang mendengar salam tersebut hendaknya menjawabnya dengan lebih sempurna. Dalam adab mengucapkan salam, akan lebih baik jika kita mengucapkan salam dengan lengkap.
“Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan mengucapkan, “Assalamu’alaikum”, Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW kemudian beliau duduk. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “sepuluh”. Datang lagi orang kedua dan mengucapkan, “Assalamu’alaikum wa rahmatullah” dijawab oleh Rasulullah SAW dan beliau duduk kembali. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “dua puluh”. Datang lagi orang ketiga dan mengucapkan “Assalamu’alaikum wa rahmatullaah wa barakatuh”. Lalu dijawab oleh Rasullah SAW dan beliau kembali duduk. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “tiga puluh”.” (H.R Bukhari)

7. Setan Wasnan
Setan Wasnan ini sukanya adalah di kasur, tempat tidur manusia dan tugasnya adalah melelapkan orang yang sedang tidur. Kita pernah mengalami kesiangan waktu shubuh kan…..udah bangun tapi badan kita terasa berat untuk bangun dan tidur kembali, nah ini karena ulah si setan Wasnan. Ia menarik kelopak mata agar berat unutk membukanya. Ia menutup telinga ketika agar tidak mendengar adzan dan ia menahan badan untuk segera bangun dan menjadi bermalas-malasan dahulu sehingga kita pun menjadi lalai. Maka dari itu sebelum tidur jangan lupa unutk berdo’a seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Adab sebelum tidur ala Rasulullah SAW :
v  Berwudhu
“JIka kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah seperti wudhu untuk shalat. Lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu.” (H.R Bukhari & Muslim)
v  Membaca Surat Al-Ikhlas, Al- Falaq dan An-Nas
“Rasulullah SAW ketika berada ditempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangan lalu beliau membaca surat al-ikhlas, al-falaq, dan an-naas dan meniupkannya ke dua telapak tangan. Kemudian Rasulullah SAW mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau mulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau mengulanginya sampai tiga kali.” (H.R Bukhari)
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW menugaskanku untuk menjaga hasil zakat Ramadhan. Lalu ada orang yang mencuri makanan namun aku berhasil merebutnya kembali. “ Aku pasti akan mengaduaknmu kepada Rasulullah SAW.” Lalu ketika ia menceritakan perbuatan pencurian itu kepada Rasulullah SAW, pencuri itu berkata, “jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, maka bacalah ayat Kursi. Karena Allah akan selalu menjagamu dan setan pun tidak berani mendekatimu mulai dari tidur sampai nanti bangun pagi hari.”
Rasulullah SAW mendengar itu dan bersabda, “benar apa yang ia katakana padahal dia adalah seorang pendusta dan pendusta itu setan,” (H.R Bukhari)
v  Membaca do’a sebelum tidur
“Apabila Rasulullah SAW sebelum tidur maka beliau mengucapkan, “bismika allahumma ahya wa ammutu (Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku hidup dan mati)” dan ketika bangun tidur beliau mengucapkan, “alhamdulillahilladzi ahyaana ba’da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami. Dan kepada-Nyalah tempat kembali).” (H.R Bukhari)

8. Setan Mathus
Setan Mathus ini adalah setan gossip dan suka banget dengan berita-berita yang belum jelas kebenarannya sehingga suka membumbui percakapan seru yang belum tentu benar beritanya. Biasanya kaum perempuan yang mudah terbawa sehingga tidak sadar kalo ternyata yang mereka lakukan adalah Ghibah. Kalo tidak benar beritanya itu jatuhnya fitnah dan fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Karena fitnah dapat membunuh karakter dan merusak kehormatan manusia bahkan bertengkar.
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah mengghibah (menggunjing) sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat dan Maha Pengasih.” (Q.S Al-Hujurat : 12 )

9.  Setan Abyad

Setan Abyad ini adalah setan yang paling berat tugasnya karena bukan manusia saja yang digoda melainkan utusan Allah SWT pun harus digoda. Memang Nabi dan wali-wali Allah SWT adalah orang-orang terpilih dan terjaga dari dosa namun ada juga beberapa wali Allah SWT yang masih tergoda oleh setan Abyad ini.

Kamis, 16 Juni 2016

Ummu Muti'ah

Print Friendly and PDF
Fatimah Az-Zahra putri Rasulullah SAW dikala itu sedang berbicara dengan ayahnya. “Ya Rasulullah, ceritakan  kepadakumengenai siapa nanti perempuan yang masuk surge pertama kali? Rasulullah SAW menjawab, “Ummu Muti’ah”
Fatimah pun bertanya siapakah Ummu Muti’ah ini?dan kebaikan apa yang beliau kerjakan hingga membuatnya menjadi perempuan pertama yang masuk surge. Rasa penasarannya membuat Fatimah datang ke rumah Muti’ahdi Madinah. Setelah Fatimah menemukan rumah Muti’ah , ia meminta izin ke suami beliau untuk bertamu menemui Muti’ah. Keesokan harinya Fatimah datang ke rumah Muti’ah bersama anak lelakinya. Ia pun mengetuk pintu dan memberi salam. Muti’ah pun menjawab salamnya dan bertanya, “Siapa di luar?” Lalu Fatimah menjawab, “ini aku Fatimah putri Rasulullah SAW.”
Muti’ah sangatlah senang mendapat kunjungan dari putri Rasulullah SAW. namun sebelum membuka pintu, ia pun bertanya kembali,”Fatimah, apa kamu bersama seseorang?”
“Iya, aku bersama putraku, Hasan.” Jawab Fatimah
“Maafkan aku Fatimah, aku belum minta izin kepada suamiku untuk menerima tamu laki-laki.” Kata Muti’ah
“Tapi Hasan kan Cuma seorang anak-anak?”sahut Fatimah
“Tolong mintalah izin kepada suamiku terlebih dahulu, Fatimah. Dan setelah itu, kembalilah kemari.” Pinta Muti’ah
Keesokan harinya Fatimah datang kembali menemui Muti’ah, namuun kali ini ia membawa kedua anaknya, Hasan dan Husein. Fatimah mengetuk pintu dan Muti’ah membukakan pintunya. Namun ktika melihat Fatimah bersama dua anak laki-laki, ia pun menutup kembali pintu rumahnya.
“Maaf Fatimah, aku hanya meminta izin pada suamiku untuk Hasan.” Kata Muti’ah
“Tapi ini kan anakku juga, Husein.” Jawab Fatimah
Kembali Muti’ah meminta Fatimah untuk datang kembali besok setelah meminta izin kepada suaminya. Keesokan harinya setelah mendapatkan izin dari suaminya Muti’ah, Fatimah pun bersama kedua anaknya dipersilakan memasuki rumah Muti’ah. Fatimah mulai memerhatikan rumah Muti’ah dan seperti Muti’ah ini. Rumah yang sederhana namun indah dan bersih.Muti’ah kala itu juga sudah terlihat sudah berias dengan cantik. Ternyata suaminya akan pulang.
Keesokan harinya Fatimah datang kembali ke rumah Muti’ah. Di saat itu Muti’ah sedang sibuk mempersiapkan perlengkapan mandi untuk suaminya. Tidak cuma itu, Muti’ah pun juga menemani suaminya di dalam kamar mandi. Setelah mandi, suaminya dipersilakan untuk makan yang telah Muti’ah masak sendiri. Di meja Muti’ah bawakan cambuk kecil, ia pun berkata, “Suamiku, sekiranya masakankutidak enak, maka cambuklah aku.”

Fatimah mulai kagum dengan ketaatan Muti’ah kepada suaminya. Fatimah pun mengetahui kenapa Rasulullah SAW, ayahnya, mengatakan bahwa Muti’ah adalah perempuan yang pertama memasuki surga. Itu karena ketaatannya dan keridhaan suaminya atas dirinya.

Rabu, 15 Juni 2016

KEUTAMAAN THAHARAH

Print Friendly and PDF
Keutamaan  T  H  A  H  A  R  A  H

Thaharah (bersuci) secara etimologi berarti membersihkan dan mensucikan dari kotoran-kotoran (khabats) atau noda yang bersifat indrawi (yang bisa dilihat dan diraba) atau kotoran yang bersifat maknawi. Contohnya kotoran-kotoran indrawi adalah yang keluar dari dua lubang seperti air kencing, madzi, darah haid/nifas atau kotoran binatang dan lain sebagainya. Contoh kotoran maknawi adalah aib, dengki, iri dan segala dosa yang dilakukan oleh manusia. Maksud thaharah disini adalah memastikan kebersihan tempat, badan dan pakaian yang terkena kotoran.
Thaharah secara terminologi adalah membersihkan sesuatu dari najis, baik berupa najis hakiki, yaitu najis dari kotoran-kotoran (khabats), atau najis hukmi, yaitu hadas.
Imam Nawawi mengartikan thaharah sebagai upaya untuk menghilangkan kotoran-kotoran, najis, atau segala kotoran lainnya. Makna dari pengertian terakhir ini mencakup thaharah seperti tayamum,  mandi sunnah dan wudhu.
Thaharah ini bagi seorang Muslim merupakan sesuatu amalan yang vital. Namun sayang yang terjadi sekarang adalah, banyak umat Muslim hanya tahu saja bahwa bersuci itu sebatas membasuh badan dengan air tanpa mengamalkan rukun-rukun bersuci lainnya sesuai syariat Islam. Bersuci atau dalam istilah Islam yaitu thaharah, mempunyai makna yang luas tidak hanya berwudhu saja.
Thaharah sebagai bagian ibadah, memiliki posisi penting dalam Islam. Karena sesungguhnya Islam mencintai orang-orang yang suka mensucikan diri (Al Mutathohhiruun). Suci disini mencakup segala hal, suci atau bersih pakaian kita, suci tempat tinggal kita, suci lingkungan kita, atau mensucikan tubuh kita baik dari hadas kecil, ataupun hadas besar. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah suci dari segala penyakit hati, seperti hasad, dengki, dendam dan lain  sebagainya. Firman Allah:
إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”
(QS. Al-Baqarah: 222).

Thaharah merupakan syarat utama sahnya ibadah sholat. 
Seorang muslim yang melakukan ibadah sholat sementara ia dalam keadaan junub, maka sholatnya dianggap tidak sah. Dia harus melakukan thaharah dulu dengan mengerjakan mandi wajib.
Rasulullah SAW bersabda:
مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ
 (رواه الخمسة إلا النساءى)
"Kunci shalat itu adalah kesucian, yang mengharamkannya adalah takbir dan menghalalkannya adalah salam".(HR. Abu Daud, Tirmizi, Ibnu Majah)

Adapun Sholat sendiri merupakan momen ketika seorang Muslim mengadakan hubungan vertikal dengan Tuhannya. Hal itu sesuatu yang paling besar daripada segala aktivitas manusia.  Jika kita dalam berinteraksi dengan sesama manusia saja selalu  mengutamakan aspek kebersihan, maka berinteraksi dengan Tuhan tentu harus lebih diutamakan.

Syarat Wajib Thaharah
Diwajibkan membersihkan badan, pakaian, dan tempat jika terkena najis, berdasarkan firman Allah ta’ala:

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ
Artinya:
Dan pakaianmu bersihkanlah.” (al-Muddatstsir : 4)

أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِيْنَ وَالْعَاكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ
Artinya:
Bersihkanlah (wahai Ibrahim dan Isma’il) rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud.” [al-Baqarah : 125]

Jika membersihkan pakaian dan tempat diwajibkan, maka membersihkan badan lebih utama.
Diwajibkan thaharah bagi orang yang diwajibkan shalat, dan itu ada 10 syarat, yaitu:
1. Islam
Ada juga yang mengatakan ‘sampainya dakwah’. Dalam hal ini, ada yang berpendapat orang kafir tidak diwajibkan, ada yang berpendapat tetap diwajibkan. Perbedaan pendapat ini lahir dari perbedaan pendapat yang lebih mendasar, yaitu diserunya orang-orang kafir untuk melaksanakan cabang-cabang syari’ah’.
Menurut pendapat mayoritas fuqaha, orang-orang kafir diseru untuk melaksanakan cabang-cabang ibadah, jadi mereka di akhirat akan dihukum dengan dua hukuman, yaitu hukuman karena tidak beriman dan hukuman karena meninggalkan cabang-cabang perintah agama.
Sedangkan menurut Hanafiyah, orang-orang kafir tidak diseru untuk melaksanakan cabang-cabang syari’ah. Di akhirat, orang-orang kafir hanya akan dihukum karena tidak beriman, tidak karena meninggalkan cabang-cabang Syar'iat
Meskipun begitu, kedua kelompok ini (mayoritas fuqaha dan Hanafiyah) sepakat bahwa pelaksanaan ibadah yang dilakukan orang kafir tidak sah selama mereka masih dalam kekafiran. Dan jika mereka masuk Islam, mereka tidak dituntut untuk mengqadha’. Dan orang kafir tidak sah shalatnya menurut ijma’ (kesepakatan ulama).
Jika orang murtad kembali masuk Islam, menurut mayoritas fuqaha, ia tidak dituntut untuk mengqadha’ shalat yang ditinggalkannya selama murtad. Sedangkan menurut Syafi’iyah, ia dituntut untuk mengqadha’nya
2. Berakal
Tidak wajib thaharah bagi orang gila dan orang pingsan, kecuali mereka kembali sadar saat tiba waktu shalat. Sedangkan orang mabuk tidak gugur kewajiban thaharahnya.
3. Baligh
Tandanya ada 5, yaitu: (a) mimpi basah, (b) tumbuh rambut kemaluan, (c) haid, (d) hamil, dan (e) mencapai usia baligh, yaitu 15 tahun, ada juga yang berpendapat 17 tahun, Abu Hanifah mengatakan 18 tahun. Tidak wajib thaharah bagi anak kecil.
4. Berhenti haid atau nifas
5. Masuknya waktu
6. Tidak tidur,
7. Tidak lupa atau
8. Tidak dipaksa untuk tidak thaharah
Menurut ijma’, orang yang tidur, lupa dan dipaksa wajib mengqadha’ apa yang tertinggal.
9. Terdapat air/tanah yg cuci
Jika keduanya tidak ada, ada yang berpendapat ia tetap harus shalat tanpa bersuci dan kemudian ia harus mengqadha’nya, ada juga yang berpendapat tidak perlu mengqadha’. Ada juga yang berpendapat ia tidak perlu shalat dan harus mengqadha'nya.
10. Memiliki kemampuan untuk melakukannya.

Referensi:
Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu karya Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili hafizhahullah
MIM/02/AHQ-IHQ/DK-ODOJ

Selasa, 14 Juni 2016

Ummu Sulaim dan Abu Thalhah

Print Friendly and PDF
Di zaman sekarang tidak sedikit perempuan yang meminta mahar cukup fantatis terhadap calon suaminya terutama dikalangan selebritis sehingga terkesan mahar menjadi prestis dalam kehidupan sosial, maka tidak jarang banyak yang berhutang. Bukankah sebaik-baik perempuan adalah yang meringankan maharnya agar tidak mempersulit calon suaminya itu untuk segera menikahinya.
“Diantara kebaikan wanita ialah memudahkan maharnya dan memudahkan rahimnya.” (H.R  Ahmad no. 23957)
Ketika di zaman Rasulullah SAW salah satu shahabiyah Rasulullah SAW meminta mahar dengan keislamanya, ya beliau adalah Ummu Sulaim. Mahar keislaman yang berbuah ‘emas’.
“Pernikahan yang paling besar keberkahannya ialah yang paling mudah maharnya.” (H.R Ahmad no. 24595)

Ummu Sulaim telah memeluk Islam, ketika Abu Thalhah, salah seorang pemuka Madinah yang saat itu masih musyrik, melamarnya. Perempuan yang memiliki nama asli Rumaisha binti Milhan adalah seorang janda dari pernikahannya pada masa jahiliyah dengan Malik bin Nadhar. Dari hasil pernikahannya dengan suami yang pertama ini, Ummu Sulaim memiliki anak yang patut dibanggakan bernama Anas bin Malik r.a, salah satu sahabat kenamaan yang banyak sekali meriwayatkan hadist.
Suatu ketika Abu Thalhah datang untuk melamar Ummu Sulaim. Seperti yang diketahui saat itu Abu Thalhah belum memeluk Islam. Oleh sebab itu, Ummu Sulaim menawarkan mahar yang cukup unik yaitu meminta Abu Thalhah masuk Islam sebagai maharnya.
“Wahai Abu Thalhah, demi Allah tidak ada wanita yang akan menolak lamaran orang sepertimu. Tetapi aku seorang wanita muslimah dan engkau seorang yang kafir, karenanya aku tidak dibenarkan menikah denganmu. Jika engkau mau, masuklah kamu ke dalam agama Islam, itulah mahar yang kuminta dan aku tidak akan meminta mahar yang lainnya lagi.” Ucap Ummu Sulaim
Abu Thalhah menyetujui permintaan Ummu Sulaim untuk memeluk Islam. Abu Thalhah akhirnya memberikan mahar ke-Islamannya kepada Ummu Sulaim. Anas bin Malik r.a sepakat dengan mahar tersebut.
“hai Anas, nikahkanlah ibumu ini dengan Abu Thalhah.” Pinta Ummu Sulaim ke Anas bin Malik r.a
Mendengar kabar berita pernikahan Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah tersebut
Seorang sahabat bernama Tsabit berkata, “Aku tidak pernah mendengar seorang perempuan yang mahar pernikahannya lebih utama daripada maharnya Ummu Sulaim.”
Dari pernikahannya dengan Abu Thalhah, lahirlah seorang anak bernama Abu Umair. Nabi Muhammad Saw sering bercanda dengan Abu Umair ketika berkunjung ke rumah Abu Thalhah.
Suatu ketika Abu Umair menderita sakit yang cukup parah. Pada saat yang sama Abu Thalhah sedang bepergian ke luar dalam waktu yang agak lama. Tiba-tiba, tidak lama setelah itu anaknya, Abu Umair meninggal dunia.
Hari itu Abu Thalhah sedang berpuasa sunnah, sebagaimana biasanya Ummu Sulaim pun menyiapkan makanan bagi suaminya unutk berbuka dan ia juga berhias serta memakai wangi-wangian untuk menyambut suaminya pulang ke rumah. Abu Thalhah pun pulang dan berbuka dengan makanan yang telah disiapkan istrinya. Ia pun bertanya tentang keadaan anaknya yang sakit dan Ummu Sulaim menjawab, “Alhamdulillah, dia dalam keadaan yang baik-baik saja. Engkau tidak perlu memikirkan keadaannya lagi.”
Abu Thalhah merasa tenang dan meneruskan makannya. Malam itu juga menggauli istrinya kemudian tertidur. Ketika bangun pagi harinya, Ummu Sulaim yang sudah bangun terlebih dahulu berusaha memberi kabar mengenai anaknya Abu Umair yang sudah meninggal. Ia bertanya, “Wahai suamiku, seandainya seseorang diberi suatu amanah, kemudian pemiliknya mengambilnya kembali, haruskan ia mengembalikannya kembali?”
“Tentu.” Kata Abu Thalhah. “Dia harus mengembalikannya, ia tidak punya hak untuk menyimpannya!”
“Suamiku , allah telah mengamanatkan Abu Umair kepada kita, namun kini Dia telah memangilnya kembali kemarin.” Tutur Ummu Sulaim
Mendengar penuturan ini Abu Thalhah sedih bahkan sedikit marah. Ia menyesali kenapa Ummu Sulaim tidak memberitahukannya semalam. Ia menemui Nabi Muhammad SAW dan mengadukan apa yang dilakukan istrinya. Ternyata Rasulullah memuji kesabaran dan apa yang dilakukan Ummu Sulaim tersebut, beliau juga mendo’akan, “Semoga Allah SWT memberkati hubunganmu tadi malam dengan istrimu.”
Do’a ini menjadi kenyataan karena tidak berapa lama Ummu Sulaim hamil dan melahirkan seorang anak yang diberi nama Abdullah bin Abu Thalhah. Abdullah dikaruniai sembilan anak yang semuanya hafal Al Qur’an (hafidz) dan jadi ulama.

Ummu Sulaim patut menjadi teladan istri yang shalihah karena ia menikah dengan Abu Thalhah dengan niat dakwah dan tidak ada niat yang lainnya. Buktinya ia hanya meminta mahar keislaman Abu Thalhah. Ketika menjadi istri Abu Thalhah pun ia tidak arogan karena sang suami seorang mualaf. Justru ia memberi teladan bagaimana menjadi istri yang baik.

Senin, 13 Juni 2016

Iruniyah dan Ibu Mertua

Print Friendly and PDF
Dalam kehidupan rumah tangga seakan yang menjadi momok menyeramkan bagi para istri adalah mertua terlebih Ibu mertua. Dimana yang seakan berebut perhatian, istri merasa memiliki suaminya, yang sebenarnya yang berhak atas suami adalah ibu jadi sudah seharusnya ibu mertua itu ya ibu kita juga.
Ada sebuah kisah sepasang suami istri yaitu Yazid dan Iruniyah. Setelah menikah Yazid membawanya untuk tinggal di rumah ibunya dan semenjak itulah mulai ada perselisihan-persilihan mengenai ibu mertuanya. Hingga pada suatu hari Iruniyah mengadu kepada suaminya.
“Suamiku, aku tidak betah tinggal disini. Kita pergi saja darisini….” Pinta istrinya
“Istriku, aku tidak mungkin pergi dari sini. Ibuku sudah tua renta dan tidak ada yang merawatnya….hanya akulah yang bisa merawatnya.” Jelasnya
Iruniyah pun diam penuh kesal dan suatu ketika dia pergi dengan diam-diam ke seorang tabib dan menceritakan masalahnya.
“Wahai tabib, beri aku sebuah racun….untuk membunuh ibu mertuaku.aku kesal terhadap ibu mertuaku. Dia selalu ikut campur dalam rumah tanggaku. Aku ingin dia segera mati agar aku bisa menjalani kehidupan rumah tanggaku dengan tenang bersama suamiku.”
Sang tabib pun akhirnya memberikan segelas air dan berkata kepadanya,
“Ini adalah sebuah racun dan kau harus memberinya setiap hari selama 3bulan. Kau harus memberinya sendiri dan ingatlah kau harus berlemah lembut terhadapnya agar jika suatu saat nanti ibu mertuamu mati tidak ada yang mencurigai dan kau turuti semua apa yang dia inginkan. Mengalahlah terhadapnya agar nanti kau tidak disalahkan. Dan ingat kau harus melakukannya sendiri. Lakukan perintahku tadi.
“Baik tabib.” Jawab Iruniyah
Iruniyah pun kembali ke rumah dan melakukan apa yang diperintahkan tabib tersebut. Setiap pagi dia menaburkan racun ke makanan ibu mertuanya dan dia mengurusi semua keperluannya. Berlemah lembut dihadapan ibu mertuanya. Hal tersebut berlangsung cukup lama. Hingga suatu hari dia tidak sengaja mendengar perbincangan Yazid dan ibunya itu dimana hari itu adalah hari terakhir untuk menaburi racun ke ibu mertuanya.
“Yazid….aku sangat menyayangi istrimu. Dia adalah perempuan sholeha…dia megurusi semua keperluanku selama ini.” Ucap ibunya
“Alhamdulillah….” Jawab Yazid merasa senang
Iruniyah langsung menangis tesedu dan berlari menuju ke tabib yang dulu dia pernah meminta racun untuk ibunya.
“Tabib….berikan penawar racun tersebut. Aku tidak ingin ibu mertuaku mati. Dia sangat menyayangiku tabib. Aku mohon segeralah kau beri penawarnya.” Pinta Iruniyah sambil berlinangan air mata
“hahaha…Apa yang kau katakan?” jawab tabib tersebut sambil tertawa
“Yang aku beri itu hanyalah air putih biasa bukanlah racun. Fikiran kotormu itulah yang sebenarnya racun dalam hatimu.” Ucap tabib kembali
Iruniysh pun terus menangis menyesali apa yang telah dia lakukan dan kemudian kembali ke rumah dan langsung bersujud ke ibu mertuanya.
“Wahai ibu….maafkanlah aku. Aku telah berniat meracunimu selama hampir 3bulan ini ibu. Maafkanlah aku ibu…..” Ucap Iruniyah sambil menangis tersedu
Sang ibu hanya tersenyum dan memeluknya.

“Ketahuilah! Sesungguhnya di dalam jasad manusia itu terdapat segumpal daging. Jika baik segumpal daging itu, akan baiklah jasad keseluruhannya dan jika ia rusak, akan rusaklah jasad keseluruhannya. Ketahuilah! Segumpal daging yang aku maksudkan itu ialah hati.” (H.R Bukhari)

Alqomah dan Ibunya

Print Friendly and PDF
Alqomah adalah sahabat Rasulullah SAW. Dia seorang yang rajin ibadah shalat, puasa dan sedekah. Namun pada suatu hari dia jatuh sakit dan istrinya menyuruh seseorang memberi kabar kepada Rasulullah SAW tentang keadaan suaminya yang sakit keras dan dalam keadaan sakaratul maut.
Lalu Rasulullah SAW menyuruh Ali, Bilal r.a dan beberapa sahabat lainnya melihat keadaan Alqomah, Alqomah mengalami kesulitan untuk melafalkan “La ilaaha illallah” yang seakan terkunci mulutnya. Merasa khawatir dengan keadaan Alqomah yang parah, mereka menyuruh Bilal untuk memberitahu Rasululah SAW. Maka Bilal pun menceritakan kepada beliau segala hal yang terjadi atas diri Alqomah.
Lalu Rasulullah bertanya kepada Bilal,”Apakah ayah Alqomah masih ada?”
“Tidak ada ya Rasulullah, ayahnya sudah meninggal, tetapi ibunya masih hidup dan sangat tua usianya.” Jawab Bilal
Kemudian Rasulullah SAW berkata lagi, “Pergilah kamu ya Bilal menemui ibunya, sampaikan salamku dan katakana kepadanya kalau ia bisa datang menjumpaiku. Kalau dia tidak bisa berjalan, katkatakanau akan datang ke rumahnya menjumpainya.”
Sebagaimana yang dikatakan Rasulullah SAW,Bilal pun menyampaikan itu pada ibu Alqomah tanpa menambah atau mengurangi.
“Lebih baik aku yang menemui Rasulullah,” ucap Ibu Alqomah
Meski sedikit tertatih-tatih dengan tongkat sebagai penyangga, Ibu Alqomah meneui Rasullah SAW. dia mengulukkan salam dan langsung disambut Rasulullah SAW.
“Jadi..bisakan ibu meneceritakan bagaimana keadaan Alqomah yang sebenarnya? Kenapa dia Nampak kesulitan melafalkan kalimat “Laa ilaaha illallah” padahal setahu saya dia seorang hamba yang rajin lagi taat.” Rasulullah meminta penjelasan.
“Karena aku murka padanya, Rasulullah…” jawab ibu Alqomah
“Adakah alasan kenapa engkau sampai murka?”
Karena Alqomah sudah menyakitiku. Dia lebih mengutamakan istri daripadanya ibunya.
Pada suatu hari dia memberiku baju yang bagus namun kemudian diambilnya kembali dan ditukar dengan yang jelek dengan alas an baju yang bagus itu untuk istrinya.
Ketika aku di rumahnya dan makan makanan yang ada, dia langsung memarahiku,
“Ibu…kenapa engkau makan makanan itu, jangan kau makan ibu, nanti istriku marah.” Ujarnya
Dan suatu saat aku menyuruh seseorang untuk meminta makanan kepadanya karena aku sangat lapar dan tidak ada makanan…lalu apa jawaban dia ya Rasulullah…
“Katakan pada ibuku, aku tidak memiliki apa-apa…aku tidak mempunyai makanan. Itulah yang dia katakana ya Rasulullah….”
“Bagaimana saya tidak merasa sakit hati ya Rasulullah….” Keluhnya sambil menangis
Rasulullah SAW pun mengangguk-anggukan kepala tanda mengerti. Bahwa yang mengunci lidah Alqomah hingga tidak bisa melafalkan kalimat “Laa ilaaha ilallah” adalah karena murka dari ibunya sendiri.
Kemudian Rasulullah SAW memanggil Bilal. Menyuruh Bilal untuk mengumpulkan kayu sebanyak-banyaknya untuk membakar tubuh Alqomah.
“Ya Rasulullah, kenapa engkau mau membakar putraku di depan mataku? Bagaimana perasaanku nanti?” Tanya ibu Alqomah sedih.
“Wahai ibu Alqomah, sejatinya siksa Allah nanti di akhirat akan lebih kejam. Segala amal yang dilakukannya selama ini tidak dapat diterima oleh Allah karena terhalang akan siksamu. Kebajikan yang dilakukan jadi tidak berguna dan tak bisa membantu selamat dari api neraka.” Rasulullah menjelaskan.
Jika engkau ingin putramu selamat dari api neraka, engkau harus merelakan apa yang telah Alqomah lakukan.”
“Baiklah Rasulullah, aku akan memaafkan putraku. Aku sungguh tak sanggup mengetahui jika anakku akan masuk neraka karena diriku.” Ibu Alqomah berucap sunguh-sungguh.
Rasulullah lalu memerintahkan Bilal untuk mengecek keadaan Alqomah. Memastikan apakah Alqomah sudah bisa melafalkan kalimat “Laa ilaaha illallah” atau belum. Karena jika sang ibu mengatakan semua itu hanya karena malu bukan dari hati maka apapun bisa terjadi.
Namun ternyata Ibu Alqomah sungguh tulus telah memaafkan putranya. Karena ketika Bilal sampai dipintu rumah Alqomah, dia mendengar Alqomah mengucapkan kalimat “Laa ilaaha illallah”.
Bilal lalu masuk dan memberitahu apa yang sebenarnya telah terjadi pada keadaan Bilal itu. Tentang lidah Alqomah yang terkunci tidak bisa mengucapkan kalimat syahadat karena mendapatmurka dari ibunya. Bahwa segala amal yang dilakukan Alqomah tak dapat menolong karena murkanya seorang ibu pada anak.
Dan hari itu setelah ibunya memaafkan Alqomah, dia pun kembali ke rahmatullah. Dia lalu dimandikan, dikafani dan dishalatkan oleh Rasulullah.
Setelah dikuburkan Nabi Muhammad SAW berkata:

“Wahai…sahabat muhajirin dan anshar, siapa yang mengutamakan istrinya daripada ibunya, maka ia terkena laknat Allah, Malaikat dan manusia semuanya, bahkan Allah tidak menerima dari padanya ibadah fardu dan sunatnya. Kecuali jika bertaubat benar-benar kepada Allah dan berbuat baik pada ibunya, dan minta kerelaannya, sebab ridha Allah dikaitkan dengan ridha ibu, dan murkanya juga di dalam murka Allah.”

Jumat, 10 Juni 2016

Zahid r.a dan Zulfah binti Said

Print Friendly and PDF
Ketika bijak dalam memilih tontonan Isnya Allah ilmulah yang dapat kita pelajari bukan perasaan atau baper. Kisah-kisah teladan dan kisah inspiratif dalam Islam Itu Indah banyak membawa pelajaran bagi kita semua agar dapat menambah keimanan kita.

Pada zaman Rasulullah SAW hiduplah seorang pemuda yang bernama Zahid yang usianya 35 tahun namun belum juga menikah. Dia tinggal di Suffah masjid madinah. Ketika sedang memperkilat pedangnya tiba-tiba Rasulullah SAW datang dan mengucapkan salam. Zahid kaget dan menjawabnya agak gugup.
“Wahai saudaraku Zahid, selama ini engkau sendiri saja.” Rasulullah SAW menyapa.
“Allah bersamaku ya Rasulullah.” Kata Zahid
“Maksudnya,kenapa engkau belum menikah.”
Zahid menjawab,”Ya Rasulullah, aku ini seorang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan wajahku jelek, siapa yang mau denganku ya Rasulullah?”
“Asal engkau mau, itu urusan yang mudah!” Kata Rasulullah
Kemudian Rasulullah SAW memerintah sekretarisnya untuk membuat surat yang isinya adalah melamar kepada wanita yang bernama Zulfah binti Said, anak seorang
Bangsawan Madinah yang terkenal kaya raya dan terkenal sangat cantik jelita. Akhirnya, surat itu dibawa ke rumah Zahid dan oleh Zahid dibawa ke rumah Said.
Karena di rumah Said sedang ada tamu, maka Zahid setelah memberikan salam kemudian memberikan surat tersebut dan diterima di depan rumah Said.
“Wahai saudaraku Said, aku membawa surat dari Rasul yang mulia diberikan untukmu saudaraku.”
Said menjawab, “Adalah suatu kehormatan buatku.”
Lalu surat itu dibuka dan dibacanya. Ketika membaca surat tersebut, Said agak terperanjat karena tradisi Arab perkawinan yang selama ini biasanya seorang bangsawan harus kawin dengan keturunan bangsawan dan yang kaya harus kawin dengan orang kaya.
Akhirnya Said bertanya kepada Zahid, “Wahai saudaraku, betulkah surat ini dari Rasulullah?”
Zahid menjawab,”Apakah engkau pernah melihat aku berbohong.”
Dalam suasana yang seperti itu Zulfah datang dan berkata,
“wahai ayah, kenapa sedikit tegang terhadap tamu ini. Bukankah lebih baik disuruh masuk?”
“Wahai anakku, ini adalah seorang pemuda yang sedang melamar engkau supaya engkau menjadi istrinya.” Kata ayahnya.
Disaat itulah Zulfah melihat Zahid sambil menangis sejadi-jadinya dan berkata,
“Wahai ayah, banyak pemuda yan tampan dan kaya raya semuanya menginginkan aku, aku tak mau ayah…!” dan Zulfah merasa dirinya terhina.
Maka Said berkata kepada Zahid, “Wahai saudaraku, engkau tahu sendiri anakku tidak mau, bukan aku menghalanginya dan sampaikanlah kepada Rasulullah bahwa lamaranmu ditolak.”
“Wahai ayah, mengapa membawa-bawa nama Rasul?”
 Akhirnya Said berkata, “Ini yang melamarmu adalah perintah Rasulullah.”
Maka Zulfah istighfar beberapa kali dan menyesal atas kelancangan perbuatannya itu dan berkata kepada ayahnya,
“Wahai ayah, kenapa sejak tadi ayah tidak berkata bahwa yang melamar ini Rasulullah, kalau begitu segera aku harus dikawinkan dengan pemuda ini.”
Karena ingat firman Allah dalam Al-Quran
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) diantara mereka ialah ucapan. Kami mendengar, dan kami patuh/taat. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S 24:21)
Zahid pada rasa itu merasakan bahagia segera pamit pulang. Sampai di masjid ia bersujud syukur. Rasul yang mulia tersenyum melihat gerak-gerik Zahid yang berbeda dari biasanya.
“Bagaimana Zahid?”
“Alhamdulillah diterima ya Rasul.” Jawab Zahid
“Sudah ada persiapan?”
Zahid menundukkan kepala sambil berkata,
“Ya Rasul, kami tidak memiliki apa-apa.”
Akhirnya Rasulullah menyuruhnya pergi ke Abu Bakar, Utsman dan Abdurrahman bin Auf. Setelah mendapatkan uang yang cukup banyank, Zahid pergi ke pasar untuk membeli persiapan perkawinan. Dalam kondisi itulah Rasulullah SAW menyerukan umat islam unutk menghadapi orang kafir yang akan menghancurkan islam.
Ketika Zahid sampai di masjid, dia melihat kaum Muslimin sudah bersiap-siap dengan perlengkapan senjata, Zahid bertanya,”Ada apa ini?”
Sahabat menjawab,”Wahai Zahid, hari ini orang kafir akan menghancurkan kita, maka apakah engkau tidak mengerti?”
Zahid istighfar beberapa kali sambil berkata.
“Wah kalau begitu perlengkapan kawin ini akan aku jual dan kubelikan kuda yang terbagus.”
Para sahabat menasehatinya, “wahai Zahid, nanti malam kamu berbulan madu, tetapi engkau hendak berperang?”
Zahid menjawab dengan tegas,”Itu tidak mungkin!”
Lalu Zahid menyitir ayat sebagai berikut, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih baik kamu cintai dairpada Allah dan Rasul-Nya (dari) berhijad di jalan-Nya. Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (Q.S 9:24)
Akhirnya Zahid maju ke medan pertempuran dan mati syahid di jalan Allah.
Rasulullah berkata, “Hari ini Zahid sedang berbulan madu dengan bidadari yang lebih cantik daripada Zulfah.”
Lalu Rasulullah membacakan Al-Quran surat 3:169-170 dan 2:154
 “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal dibelakang yang belum menyusul mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(Q.S 3:169-170).
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (Q.S 2:154).

Pada saat itulah para sahabat meneteskan air mata dan Zulfah pun berkata, Ya Allah, alangkah bahagianya calon suamiku itu, jika aku tidak bisa mendampinginya di dunia izinkanlah aku mendampinginya di akhirat.”