Sabtu, 27 September 2014
Secangkir Kopi Purnama
Jumat, 26 September 2014
Sahabat
"mba,mahasiswa sini juga?" ucap cewe gemuk n tinggi(kecakepan kalo dibilang ideal hahaha....#peace ych dewi)
"iya#senyum ramah." jawabku
"reguler?" tanta cewek yang satu lagi
"bukan,karyawan." jawabku lagi sambil menghabiskan siomay
"oh..sama dong." jawab mereka(dengan nada berisik#tiup kuping)
#senyum...
itulah awal perkenalan aku dengan mereka. Dewi dan maya.
hampir setengah jam datang lagi sosok manusia super narsis yang doyan makan sampe-sampe biskuit aku dihabisin sama dia di ruang praktek komputer gegara kelaperan. Hahaha....(#peace hani)
Dengan mimik penuh ketakutan..."Udah masuk blm?" tanyanya
"belum." jawab maya
yeeayyy...itulah perkenalan singkat aku dengan mereka.
MInggu sebelumnya aku gak masuk dikarenakan Typus dan ternyata ada tugas untuk matkul english.
Kesepakatan bersama pulang dari praktek langsunglah ke rumah maya untuk ngerjain tugas bareng dan itu kali pertama aku melihat UI..kampus someone yang masih aja gak mau pergi dari kehidupanku T_T #cukup menjadi kisah yang sulit terlupakan(miss you so Shinichi Kudo)
kala itu kami mengerjakan hingga bada isya dan aku pun kali pertama naek kereta dari UI dan kebiasaan buruk kambuh yaitu nyasar :( :( :(
gak perlu aku ceritain karna hanya akan membuka luka lama aku...huhuhu
Minggu ke bulan dan ke tahun kita lalui penuh kebersamaan baik yang positif maupun negatif.
Pusat Kebudayaan Sastra Jepang.Sabtu,22 Desember 2012 |
Banyak suka duka yang kita hadapi...kisah-kisah nakal kita yang kini menyisakan kerinduan mendalam. 2 tahun terlalu singkat untuk mendeklarasikan KITA sahabat tapi aku percaya akan persahabatan...
hingga desember 2012 akhir dari kebersamaan kita dan kini kita berjalan kembali sesuai jalan yang kita tempuh sendiri-sendiri.
Aku mencintai kalian karena Allah SWT. Dan aku juga berharap kalian juga akan sama halnya denganku. Kebersamaan yang tlah kita lalui dan akan menjadi sebuah kenangan dengan banyak saksi bisu. Aku berharap tak hanya di dunia kita bersahabat namun di JannahNYA pun kita akan berkumpul kembali.
Siapa?
Minggu, 21 September 2014
Pagi
Percikan semangat dalam jiwa
Hari yang tenang namun tidak bagiku
Seakan semua sama
Bermain dengan jalanan ibukota
Tak sedikit rasa hambar ada
Bagai kumenyanyi dalam kegaduhan
Tiada yang menahu
Dan aku pun tak ingin ada yang tahu
Berapa mentari yang kusambut
Berapa pagi yang tlah kulalui
Dan berapa kali pagi tak ada sapa untukmu
Bahkan aku pun tak ingat lagi
Kapan pagi terakhir kusapa dirimu
Semua tlah berlalu begitu saja
Hanya kedamaian yang ku ingin
Meski masih ada harap pagi
Sapaan untukmu
Sabtu, 20 September 2014
Sirius
Aku tersadar ketika sepi menerpa
Bahwa kau tiada lagi dalam hariku
Aku tersadar ketika sedih menghampiri
Bahwa kau begitu berarti
Bagaikan cahaya lilin
Yg terangi dalam kegelapan
Dan beriring masa lapisan lilin meleleh
Hingga redup tiada bersinar lg
Gelapku akan jalan
Dan kau menjelma sirius
Seakan kau tak rela terhadap ku
Berjalan dalam kegelapan
Senantiasa menemani ku dalam jauh
Terangiku dari jauh
Meski terkadang ku tak sadar
Bahwa kau lah yg bercahaya
Bukanlah bintang
Jumat, 19 September 2014
Sunyiku
Menariku dalam kehampaan
Bersama angin dan nyanyian ombak
Tak sedikit pasir mengusik
Seakan menertawakan kesunyian
Yang kini ada pada jiwaku
Tak kan pernah aku peduli
Karna aku selalu yakin
Apa yang ku rasa
Tidaklah tanpa sebab muasal
Ku ikhlaskan dalam hari
Berjalan tanpa keramaian
Apalah arti ramai
Jika penuh sandiwara kemunafikan
Sendiri dalam keramaian
Bernyanyi dalam kegaduhan
Karna aku selalu yakin akanNYA
Kupu-kupu tak instan memiliki sayap indah
Dan harus bermetamorfosa dahulu
Kamis, 18 September 2014
Purnama
hai purnama,
kau seakan semakin indah kian malam yang kelam tak tergantikan
sadarikah kau wahai purnama...
berapa kian yang menanti
berapa masa yang tlah dinanti
menunggu hadirnya kau
purnama
sekian juta bintang seakan belum mampu
gantikan kau yang tak slalu ada
cahaya lembutmu tentramkan hati
membasahi emosi kehampaan
bagai embun sejuk kala pagi
sambut mentari
cahayamu hangatkan jiwa
kala sunyi menikam rusuk dengan dingin
purnama
berapa masa lagi aku harus menanti