Sabtu, 27 September 2014

Secangkir Kopi Purnama

Print Friendly and PDF
Kopi ini tak sehangat dulu
Dikala kita bercengkrama dalam satu purnama
Cukup kisahkan yang mendalam
Hingga aku ingin melupa
Purnama demi Purnama tlah berlalu
Dan aku masih saja menatapnya
Berharap akan ada lagi
Secangkir kopi hitam dalam purnama
Bersaksi malam berpeluk sunyi
Merangkul kehampaan
Ah...semua sudah berlalu
Berlalu bagai hembusan angin
Yang membawa semua kenangan
Dan menepikan pada sebuah do'a
Untuk menepis kerinduanku
Ikhlaskan ketetapanNYA
Yakin akan pilihanNYA
Jika tak ada lagi secangkir kopi
Yang dapat aku nikmati dalam malamku




Jumat, 26 September 2014

Sahabat

Print Friendly and PDF
Sahabat itu tidak bedanya dengan hal jodoh. Hadir begitu saja tanpa tersadari. Tanpa diminta maupun meminta. Kelanggengan dalam menjalin suatu hubungan ada pada ego masing-masing. Teringat akan 4 tahun silam. Dimana perkenalan yang berlalu begitu saja dan perlahan tumbuh persahabatan dengan sendirinya. Ibaratnya adalah tangkai mawar yang ditancapkan ke tanah dan selalu disiram setiap hari, maka perlahan tangkai itu akan berdaun dan lama-kelamaan akan tumbuh mawar yang cantik. Begitu juga dengan persahabatan yang selalu dipupuk dengan kasih sayang,perhatian dan saling mengerti yang karenaNYA.
Aku masih ingat betul awal Oktober 2010 dimana kita saling mengenal dan langsung begitu saja hingga kini.Pada saat itu aku sedang asyik menyendiri menikmati sepiring Siomay(hehehe...gak ada cemilan lain selain itu)dan nampak dua sosok perempuan cantik datang menghampiri :)
"mba,mahasiswa sini juga?" ucap cewe gemuk n tinggi(kecakepan kalo dibilang ideal hahaha....#peace ych dewi)
"iya#senyum ramah." jawabku
"reguler?" tanta cewek yang satu lagi
"bukan,karyawan." jawabku lagi sambil menghabiskan siomay
"oh..sama dong." jawab mereka(dengan nada berisik#tiup kuping)
#senyum...
itulah awal perkenalan aku dengan mereka. Dewi dan maya.
hampir setengah jam datang lagi sosok manusia super narsis yang doyan makan sampe-sampe biskuit aku dihabisin sama dia di ruang praktek komputer gegara kelaperan. Hahaha....(#peace hani)
Dengan mimik penuh ketakutan..."Udah masuk blm?" tanyanya
"belum." jawab maya
yeeayyy...itulah perkenalan singkat aku dengan mereka.
MInggu sebelumnya aku gak masuk dikarenakan Typus  dan ternyata ada tugas untuk matkul english.
Kesepakatan bersama pulang dari praktek langsunglah ke rumah maya untuk ngerjain tugas bareng dan itu kali pertama aku melihat UI..kampus someone yang masih aja gak mau pergi dari kehidupanku T_T #cukup menjadi kisah yang sulit terlupakan(miss you so Shinichi Kudo)
kala itu kami mengerjakan hingga bada isya dan aku pun kali pertama naek kereta dari UI dan kebiasaan buruk kambuh yaitu nyasar :( :( :(
gak perlu aku ceritain karna hanya akan membuka luka lama aku...huhuhu
Minggu ke bulan dan ke tahun kita lalui penuh kebersamaan baik yang positif maupun negatif.

Pusat Kebudayaan Sastra Jepang.Sabtu,22 Desember 2012


 Banyak suka duka yang kita hadapi...kisah-kisah nakal kita yang kini menyisakan kerinduan mendalam. 2 tahun terlalu singkat untuk mendeklarasikan KITA sahabat tapi aku percaya akan persahabatan...
hingga desember 2012 akhir dari kebersamaan kita dan kini kita berjalan kembali sesuai jalan yang kita tempuh sendiri-sendiri.
Aku mencintai kalian karena Allah SWT. Dan aku juga berharap kalian juga akan sama halnya denganku. Kebersamaan yang tlah kita lalui dan akan menjadi sebuah kenangan dengan banyak saksi bisu. Aku berharap tak hanya di dunia kita bersahabat namun di JannahNYA pun kita akan berkumpul kembali.
Terima kasih untuk kalian yang telah memberikan banyak ilmu hidup untukku...
Terima kasih akan kepercayaan kalian terhadapku...
Dan maaf jika aku slalu mengecewakan kalian di saat ego bertahta pada emosi kalahkan kalbu. Terima kasih telah mewarnai hari-hariku 

Siapa?

Print Friendly and PDF

Paras lembut dibalik purnama
cahayanya sehangat mentari pagi
siapa?
Aku tak tahu
namun tak begitu asing bagiku
sosok seakan tlah ku kenal
kamu kah?
Atau dia?
Aku pun masih belum tahu
Bagai misteri puzle holmes

 

Minggu, 21 September 2014

Pagi

Print Friendly and PDF
Senyuman mentari hangatkan pagi
Percikan semangat dalam jiwa
Hari yang tenang namun tidak bagiku
Seakan semua sama
Bermain dengan jalanan ibukota
Tak sedikit rasa hambar ada
Bagai kumenyanyi dalam kegaduhan
Tiada yang menahu
Dan aku pun tak ingin ada yang tahu
Berapa mentari yang kusambut
Berapa pagi yang tlah kulalui
Dan berapa kali pagi tak ada sapa untukmu
Bahkan aku pun tak ingat lagi
Kapan pagi terakhir kusapa dirimu
Semua tlah berlalu begitu saja
Hanya kedamaian yang ku ingin
Meski masih ada harap pagi
Sapaan untukmu

Sabtu, 20 September 2014

Sirius

Print Friendly and PDF

Aku tersadar ketika sepi menerpa
Bahwa kau tiada lagi dalam hariku
Aku tersadar ketika sedih menghampiri
Bahwa kau begitu berarti
Bagaikan cahaya lilin
Yg terangi dalam kegelapan
Dan beriring masa lapisan lilin meleleh
Hingga redup tiada bersinar lg
Gelapku akan jalan
Dan kau menjelma sirius
Seakan kau tak rela terhadap ku
Berjalan dalam kegelapan
Senantiasa menemani ku dalam jauh
Terangiku dari jauh
Meski terkadang ku tak sadar
Bahwa kau lah yg bercahaya
Bukanlah bintang

Jumat, 19 September 2014

Sunyiku

Print Friendly and PDF

Menariku dalam kehampaan
Bersama angin dan nyanyian ombak
Tak sedikit pasir mengusik
Seakan menertawakan kesunyian
Yang kini ada pada jiwaku
Tak kan pernah aku peduli
Karna aku selalu yakin
Apa yang ku rasa
Tidaklah tanpa sebab muasal
Ku ikhlaskan dalam hari
Berjalan tanpa keramaian
Apalah arti ramai
Jika penuh sandiwara kemunafikan
Sendiri dalam keramaian
Bernyanyi dalam kegaduhan
Karna aku selalu yakin akanNYA
Kupu-kupu tak instan memiliki sayap indah
Dan harus bermetamorfosa dahulu

Kamis, 18 September 2014

Purnama

Print Friendly and PDF

hai purnama,
kau seakan semakin indah kian malam yang kelam tak tergantikan
sadarikah kau wahai purnama...
berapa kian yang menanti
berapa masa yang tlah dinanti
menunggu hadirnya kau
purnama
sekian juta bintang seakan belum mampu
gantikan kau yang tak slalu ada
cahaya lembutmu tentramkan hati
membasahi emosi kehampaan
bagai embun sejuk kala pagi
sambut mentari
cahayamu hangatkan jiwa
kala sunyi menikam rusuk dengan dingin
purnama
berapa masa lagi aku harus menanti