Minggu, 30 November 2014

Kelabu

Print Friendly and PDF
Pagi ini disambut dengan kelabu pada langit
Seakan sama dengan diriku
Kelabu yang menyelimuti kalbuku
Mentari bersembunyi pada awan hitam itu
Tak bersahabat dengan pagi ini
Tak kucium semerbak basah pada embun
Hati....
Hati yang terus bertarung dengan emosi
Hingga terkadang aku merasa lelah
Lewat celah emosi menyerang pada hampaku
Merasuk dalam sepiku yang sendiri
Dan aku harus bertarung
Bertarung dengan samurai sabar
Berperisai keikhlasan
Dan aku yakin aku bisa menang
Mengalahkan emosiku ini
Yang terus berusaha bertahta
Pada hatiku yang rapuh penuh kebimbangan

Minggu, 16 November 2014

Hati Tak Terjaga

Print Friendly and PDF
Ketika kekaguman sebuah awal
Dalam hariku yang fana dan mayaku ini
Mengalir begitu saja
Hingga ku tak mulai tersadar
Tlah lewati pembatas itu
Yang seharusnya tak ku langgar
Hingga ada sedikit sakit yang ku rasa
Iri dalam hati yang harusnya tak ada
Sulit untuk bersikap ikhlas
Sama seperti aku mengenal rasa
Kepada dia kala masa itu
Hanya sakit yang dirasa
Saat melihat ada sosok lain padamu
Dan aku semakin sadar
emosilah yang menguasaiku
Bertahta dalam hatiku yang semu
Pudarkan cinta karenaNYA
Tak ada lagi rindu karenaNYA
Seperti yang aku rasakan kala purnama
Dan yang aku rasa saat ini
Hanyalah cinta semu
Semu karena emosi
Bukan sejati karenaNYA

Jumat, 14 November 2014

Cinta Sejati

Print Friendly and PDF

Aku teramat sulit mengucapkan cinta
Hanya mampu mengiasan saja
Karna aku tak mampu membayangkan parasmu
Yang menawan dalam hati
Menatapmu saja aku tak berani
Bahkan bertutur kata juga pun tak berani
Karna kau begitu suci bagiku
Bagi mereka mudah berucap
Mengagungkan mendewakan cinta
Tak seperti aku
Yang hanya mampu bicara pada sepi
Kala senja menghilang disambut malam
Saat itu pula aku bercengkrama
Menceritakan apa yang aku rasa
Dan aku hanya mampu mengatakan terhadapNYA
Disaat rindu datang menyerangku
Menawan kalbuku yang rapuh
Hanya padaNYA aku berkeluh kesah
Meski kamu tak pernah tahu
Sedalam apa
Seperti apa
Yang pernah kini aku rasakan
Dan akupun tak ingin kau tahu
Orang lain mengetahui
Tak peduli akan mereka
Cinta yang tak lazim bagiku
Karena aku terlalu mengagumimu
Hingga diam yang kulakukan
Cukuplah DIA yang tahu akan kalbuku
Karena DIA memang Maha Tahu
Atas izinNYA aku mengenalmu
Dan karenaNYA pula kau akan meninggalkanku
Atau akan menyatukan agar dapat menjadi KITA
Terkadang ada sedih dalam hampaku
Setiap kali aku bermain dengan sunyi
Jarak yang terbentang membatasiku
Tapi inilah jalanNYA
Dimana aku harus menjaga kalbuku
Untuk menjaga sucinya hatimu
Bukankah sesuatu yang berharga itu
Amat terjaga
Begitu juga denganmu
Hanyalah kediaman aku mencintaimu
Karena cinta sejati berawal dari kediaman

semu

Print Friendly and PDF
Bagai bayang hitam selimuti masa
Tiada henti melanda jiwa
purnama demi purnama berlalu
seiring harap pada jiwa
yang kini masih mengembara
saat hati mulai menutup
seakan angin datang membuka
celah harap pada asa
penuh yakin kan berakhir
senyum indah menjadi kita