Sabtu, 05 November 2016

Membangun Mukmin Berkepribadian Al-Qur'an

Print Friendly and PDF
 Islam memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh Agama lainnya sehingga Islam adalah satu-satunya Agama yang benar dan yang diakui di sisi Allah. Keunikan paling mendasar dari Islam adalah ajarannya yang mencakup semua urusan manusia dan menjangkau seluruh waktu hidup manusia.
Di antara langgengnya keunikan itu menyertai Islam sebagai sebuah ajaran adalah "KITAB SUCI AL-QUR'AN" yang merupakan satu-satunya Kitab Suci yang tidak mengalami perubahan sejak ia diturunkan. Hal ini disebabkan karena semangat dasar diturunkannya Al-Qur'an adalah sebagai panduan bagi umat manusia di seluruh tempat dan zaman. Dan sama kita ketahui bahwa manusia di seluruh tempat dan zaman adalah manusia yang sama, memiliki struktur fisik dan psikis yang sama. Oleh karena tidak pernah berubahnya komponen pembentuk kepribadian manusia itulah yang menjadi alasan mendasar akhirnya Al-Qur'an juga tidak mengalami perubahan.
Yang menjadi permasalahan adalah lemahnya hubungan mukmin dengan Al-Qur'an. Bagaimana mukmin dapat menjalankan peran besarnya jika mereka tak mampu menampilkan diri dalam pentas kehidupan manusia sebagai mukmin berkepribadian Al-Qur'an?
Al-Qur'an menekankan bahwa peran besar umat Mukmin yang harus tampil adalah peran sebagai ummat wasatho yang ukhrijat li an nas, dengan ciri amaliahnya adalah ta'muruna bi al ma'ruf wa tanhauna 'ani al munkar. Dan untuk menjalankan semua ini, sekali lagi ummat membutuhkan Al-Qur'an. Masalahnya bagaimana kita pandai menempatkan AL-QUR'AN sebagai Kitabullah yang benar-benar diterima oleh Umat Islam dalam MEMBANGUN PERADABAN BERMARTABAT?
1. Sudah dijelaskan bahwa Al-Qur'an adalah kitab petunjuk (huda), kitab pembeda (fur'qan), kitab obat (syifa), kitab peringatan (zikr), kitab penjelas dan pembuktian (bayyinat dan burhan). Semua  ayat yang terdapat dalam Al-Qur'an digaransi Allah untuk tidak perlu diragukan kebenarannya.
2. Dan ketahuilah bahwa generasi pertama merupakan generasi luar biasa. Mereka tidak memulai keislaman mereka dengan modal harta, kedudukan, ataupun popularitas. Mereka memulai Islam dengan mengawali menyatakan sikap pasrah dan tunduk kepada Pemilik Semesta Raya (Allah جل جلا له).
3. Selanjutnya mereka mulai menjalankan kehidupan berislam dengan sepenuhnya menjadikan Al-Qur'an sebagai pemandu kehidupan menuju Ridho Allah. Al-Qur'an menjadi pemacu dan pemicu semua aktivitas mereka. Gerakan quantum yang mereka lakukan adalah gerakan yang membuat terbelalaknya segala sesuatu yang menolak tunduk kepada Allah, apakah itu pribadi, komunitas masyarakat ataupun negara. Hiraklius pun mengatakan, bahwa ia berfirasat bahwa satu hari kelak, tahta kerajaannya akan di kuasai oleh muslim. Sementara Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa satu hari kelak, Konstantinopel akan ditaklukkan.
4. Al-Qur'an bagi mereka adalah GPS atau Peta Jalan dengan tujuan yang jelas, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat dalam ridho Allah جل جلا له
5. Adapun pola yang dapat dilakukan umat dalam menjadikan Al-Qur'an sebagai GPS atau Peta Jalan adalah:
Dengan membacanya
Dengan merenungkan maknanya
Dengan menghafalnya
Dan dengan menerapkan “moral” Al-Qur'an dalam kehidupan kita sehari-hari

MUKMIN QUR'ANI
1 Dunia membutuhkan hadirnya manusia Qur'ani, manusia yang denyut jantungnya adalah Al-Qur'an. Manusia yang visi hidupnya adalah Al-Qur'an serta misi hidupnya Qur’ani.
2 Dunia membutuhkan manusia yang sadar bahwa peran hidupnya adalah peran khalifah Allah. Manusia yang tulus merawat, memperbaiki dan mengolah serta membentuk dunia ini sebagaimana seharusnya, bukan manusia eksploitatif yang bertindak secara zhalim dan hanya mementingkan diri sendiri.
3 Manusia Qur'ani adalah mereka yang "The Best" pada dirinya sendiri, di tengah keluarga dan masyarakatnya, serta ia merupakan bagian rakyat yang berdaya.
4 Manusia Qur'ani adalah manusia yang solutif, bukan pembuat masalah.
5.Manusia Qur'ani adalah manusia yang harga dirinya adalah surga dan ridha Allah.

Sudah saatnya sekarang kita berusaha memiliki karakter Mukmin Qur'ani dengan menetapkan diri kita, siapkan diri untuk menjadi bagian mukmin Qur'ani dan mengerjakan semua kebaikan diminta ataupun tidak. Semoga kita, tidak sekedar menjadi dan mengaku muslim, tapi kita juga adalah mereka yang memiliki hubungan khusus dengan Al-Qur'an
Wallahu a'alam bisshowab.

Referensi :
Membangun Mukmin Berkepribadian Al-Qur'an Oleh : Ust. A. Latif Khan

BBQ/02/AHQ-IHQ/DK-ODOJ
Komentar Facebook
0 Komentar Blogger

Tidak ada komentar: